Jumat, 07 Desember 2012

Phobia (English Language)

     A phobia is an excessive fear of something. People with phobias have strong feelings of fear despite the irrational fear of something, that's why the phobia can be said to hamper the lives of people who have it.
     Under normal circumstances everyone has the ability to control fear. However, when a person is exposed continuously to the subject of phobias, it could potentially lead to fixation. Fixation is a mental condition where a person becomes locked, which is caused by the inability of the people concerned in controlling his fear
     Someone who is experiencing mental growth fixation will have emotional difficulties later in the day. That is because the person does not have the right channel emotional release. Every time a person interacts with other phobias will automatically feel anxious and to be comfortable then the most convenient and fast is to retreat back to a state of fixation.
Social phobia
      Social phobia, also known as social anxiety disorder, social phobia is the fear of being watched and humiliated in public. This manifests as shyness and discomfort in social situations very excessive.
Specific phobias
      Specific phobia is characterized by an irrational fear will object or situation. These disorders include medical disorder most often found, however, most cases is mild and does not need treatment. There are many kinds of phobias are named after the goods or circumstances. When dealing with an object or situation, a person with a phobia will experience feelings of panic, sweating, trying to get away, it's hard to breathe and palpitations.

Fobia (Bahasa Indonesia)

      Fobia adalah rasa ketakutan yang berlebihan pada sesuatu hal. Para penderita fobia sangat kuat perasaan takutnya meski pun ketakutan terhadap sesuatu tersebut irasional, karena itu fobia bisa dikatakan dapat menghambat kehidupan orang yang mengidapnya.
     Dalam keadaan normal setiap orang memiliki kemampuan mengendalikan rasa takut. Akan tetapi bila seseorang terpapar terus menerus dengan subjek Fobia, hal tersebut berpotensi menyebabkan terjadinya fiksasi. Fiksasi adalah suatu keadaan dimana mental seseorang menjadi terkunci, yang disebabkan oleh ketidak-mampuan orang yang bersangkutan dalam mengendalikan perasaan takutnya
     Seseorang yang pertumbuhan mentalnya mengalami fiksasi akan memiliki kesulitan emosi dikemudian harinya. Hal tersebut dikarenakan orang tersebut tidak memiliki saluran pelepasan emosi yang tepat. Setiap kali orang tersebut berinteraksi dengan sumber Fobia secara otomatis akan merasa cemas dan agar "nyaman" maka cara yang paling mudah dan cepat adalah dengan cara "mundur kembali" kepada keadaan fiksasi. 
Fobia Sosial
     Fobia sosial dikenal juga sebagai gangguan anxietas sosial, fobia sosial adalah ketakutan akan diamati dan dipermalukan di depan publik. Hal ini bermanifestasi sebagai rasa malu dan tidak nyaman yang sangat berlebihan di situasi sosial.
Fobia Spesifik
     Fobia spesifik ditandai oleh ketakutan yang tidak rasional akan objek atau situasi tertentu. Gangguan ini termasuk gangguan medik yang paling sering didapati, namun demikian sebagian kasus hanyalah ringan dan tidak perlu mendapatkan pengobatan. Ada banyak macam fobia yang dinamakan menurut barang atau keadaan. Apabila berhadapan dengan objek atau situasi tersebut, orang dengan fobia akan mengalami perasaan panik, berkeringat, berusaha menghindar, sulit untuk bernapas dan jantung berdebar.

Selasa, 13 November 2012

Yggdrasil (English Language)

      In Norse mythology, Yggdrasil (Old Norse language) is a tree of life, a giant tree tree are very large and sacred that connects the nine worlds in Norse cosmology. At the branch located Asgard, Vanaheim and Alfheim. In the trunk located the human world called Midgard, which Jotunheim (the world of giants) are also in the vicinity, and underneath lies Nidhavellir also called Svartálfheim. The three roots penetrating the three worlds are named Hel, Niflheim, and Muspelheim, although only the first world earn springs Yggdrasil.
      Yggdrasil appears in mythology Ragnarok. In the mythology, only two men who managed to escape from Ragnarok, named Lif and Lifthrasir, taking refuge in the branches of Yggdrasil. Where they live from moisture and protected by the tree.

Yggdrasil (Bahasa Indonesia)

      Dalam mitologi NordikYggdrasil (bahasa Norwegia kuno) adalah pohon kehidupan, pohon raksasa yang sangat besar dan keramat yang menghubungkan sembilan dunia dalam kosmologi Nordik. Pada cabangnya terletak ÁsgardVanaheim, dan Álfheim. Pada batangnya terletak dunia manusia yang bernama Midgard, yang mana Jötunheim (dunia para raksasa) juga berada di sekitarnya, dan di bawahnya terletak Nidhavellir yang juga disebut Svartálfheim. Ketiga akarnya menembus tiga dunia yang bernama HelNiflheim, dan Muspelheim, meskipun hanya dunia pertama yang memperoleh mata air Yggdrasil.
      Yggdrasil muncul dalam mitologi Ragnarök. Dalam mitologi tersebut, hanya dua manusia yang berhasil menyelamatkan diri dari Ragnarök, bernama Lif dan Lifthrasir, yang berlindung pada cabang Yggdrasil. Dimana mereka hidup dari embun dan dilindungi oleh pohon tersebut.

Sabtu, 10 November 2012

Wayang Golek (English Language)

(Wayang Golek or
Marionette Puppet)
      Wayang Golek or Marionette Puppet is an art puppet show made ​​of wood, which is particularly popular in the Land of Pasundan. Wayang is a form of folk theater that very popular. People often associate the word "puppet" and "shadow", as seen from a puppet show put on screen, where images appear.
      The origin of the wayang golek is not known for certain because there is no complete information, whether written or oral. Attendance of wayang golek can not be separated from the wayang kulit (shadow puppet) because wayang golek is a progression of wayang kulit.
      Birth of wayang golek was initiated by Dalem Karang Anyar (Wiranata Koesoemah III) at the end of his tenure. At that time, he ordered Ki Darman that live in Cibiru, Ujung Berung, to make puppets out of wood. Forms of puppets made ​​originally shaped flat and patterned on the shadow puppets. However, the further development, at the instigation of Dalem, Ki Darman made rounded wayang golek, not much different from the wayang golek now. In Priangan itself known at the beginning of the 19th century. Introduction of Sundanese people with wayang golek is possible since the opening Daendels highway linking the coast with the mountainous Priangan.. Originally wayang golek in Priangan using the Java language. However, after the Sundanese smart performer, the language used is the sundanese language.

Wayang Golek (Bahasa Indonesia)

(Wayang Golek)
      Wayang Golek adalah suatu seni pertunjukan wayang yang terbuat dari boneka kayu, yang terutama sangat populer di wilayah Tanah PasundanWayang adalah bentuk teater rakyat yang sangat popular. Orang sering menghubungkan kata “wayang” dengan ”bayang”, karena dilihat dari pertunjukan wayang kulit yang memakai layar, dimana muncul bayangan-bayangan.
      Asal mula wayang golek tidak diketahui secara jelas karena tidak ada keterangan lengkap, baik tulisan maupun lisan. Kehadiran wayang golek tidak dapat dipisahkan dari wayang kulit karena wayang golek merupakan perkembangan dari wayang kulit.
      Kelahiran wayang golek diprakarsai oleh Dalem Karang Anyar (Wiranata Koesoemah III) pada masa akhir jabatannya. Waktu itu Dalem memerintahkan Ki Darman yang tinggal di Cibiru, Ujung Berung, untuk membuat wayang dari kayu. Bentuk wayang yang dibuatnya semula berbentuk gepeng dan berpola pada wayang kulit. Namun, pada perkembangan selanjutnya, atas anjuran Dalem, Ki Darman membuat wayang golek yang membulat tidak jauh berbeda dengan wayang golek sekarang. Di daerah Priangan sendiri dikenal pada awal abad ke-19. Perkenalan masyarakat Sunda dengan wayang golek dimungkinkan sejak dibukanya jalan raya Daendels yang menghubungkan daerah pantai dengan Priangan yang bergunung-gunung. Semula wayang golek di Priangan menggunakan bahasa Jawa. Namun, setelah orang Sunda pandai mendalang, maka bahasa yang digunakan adalah bahasa Sunda.

Kamis, 08 November 2012

Japanese Honorific

San
    San is the most commonplace honorific, and is a title of respect typically used between equals of any agealmost universally added to a person's name, in both formal and informal contexts.
Chan 
    Chan is used (but is not limited) to babies, young children, grandparents and teenage girls. It may also be used towards cute animals, lovers, close friends, any youthful woman, or between friends. It can be used for males in some circumstances, but in general this use is rather condescending or intimate. Using chan with a superior's name is considered to be condescending and rude.
Bō
   Bō is another diminutive that expresses endearment. Like "chan", it is used for babies and young children, but is exclusively used for boys instead of girls.
Kun
    Kun is used by persons of senior status in addressing or referring to those of junior status, or by anyone when addressing or referring to male children or male teenagers, or among male friends.
Sama
    Sama is a markedly more respectful version of san. It is used mainly to refer to people much higher in rank than oneself, toward one's customers, and sometimes toward people one greatly admires.
Senpai
    Senpai is used to address or refer to one's senior colleagues in a school, a dojo, sports club.
Sensei
    Sensei is used to refer to or address teachers, doctors, politicians, lawyers, and other authority figures.
Shi
    Shi is used in formal writing, and sometimes in very formal speech, for referring to a person who is unfamiliar to the speaker, typically a person known through publications whom the speaker has never actually met.